Sebelas bulan menunggu, waktu yang cukup lama.
Menanti.. berharap jumpa dengan hari-hari yang begitu indah.
Berbagai bentuk agenda kegiatan sudah tersusun rapi ibarat mempersiapkann jamuan spesial untuk tamu yang sangat istimewa.
Bisa dikatakan persiapan Romadhon tahun ini sudah cukup matang agar moment indah di setiap harinya tidak luput begitu saja,
serta mendapat apa yang telah dijanjikan dari atas langit sana
Namun Romadhon kali ini berbeda dari sebelumnya,
kita dituntut untuk lebih bersabar. karena realita
tidak berjalan seperti rencana. Barisan tarawih yang
biasa terlihat penuh, kini hanya garis-garis tak berisi
terasa hampa serta moment berbagi takjil juga tidak ada lagi.
I’tikaf yang selalu dijadikan senjata terakhir
mendapatkan husnul khotimah juga tidak tau
bagaimana nanti nasibnya.
Apa yang terjadi? apa yang telah kita lakukan?
sehingga Allah menghukum kita.
Entah kita sadari atau tidak.
Atau memang hati kita sudah redup
sehingga tidak merasakan apa-apa.
Ataukah Allah ingin kita lebih
bersungguh-sungguh lagi beribadah Kepadanya
Sebagai seorang mukmin sudah barang tentu dia bersedih.
Namun harus tetap bersabar karena ini merupakan
ketentuan Allah yang pasti ada hikmahnya.
Sebagaimana sabda baginda kita
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin.
Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati
kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan
kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya.
Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar.
Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Semoga apa yang telah Allah berikan berupa
kesehatan dan kesempatan dapat kita maksimalkan
untuk menjalani hari2 yang tersisah ini meskipun
kondisinya tidak seperti apa yang kita harapkan.
Dengan saling berbagi sesama, suka duka kita lewati,
bukankah kaum muslim itu ibarat satu tubuh?
Apakah kita bisa kenyang kalau ternyata disana
masih ada saudara kita tidak menjumpai hidangan berbuka.
Serta satu point penting lagi yang harus kita pegang erat
ketika menghadapi masa-masa berat seperti ini yaitu
tetap ta’at dan setia kepada pemerintah,
karena begitulah baginda kita memberikan solusi
akan keadaan kita, beliau bersabda:
عَلى المَرْءِ المُسْلِم السَّمْعُ والطَّاعَةُ فِيما أَحَبَّ وكَرِهَ (متفق عليه)
“Hendaknya seorang muslim itu tetap taat
dan setia kepada pemimpinya dalam kondisi
suka atau duka” (HR Bukhori Muslim)
Dan semoga Allah selalu membimbing kita
selalu teguh di atas sunnah Nabi Nya
Wa solillahu ala sayidina Muhammad wa ala alihi wa sohbihi wa sallam